Dari Gerobak, Samino Berhasil Menjadi juragan Mie Ayam
Siapa yang
suka mie ayam? Orang Indonesia tidak asing dengan camilan sederhana yang satu
ini. Pernyataan pedagang dengan makna ganda tidak sulit bagi kita untuk
menemukan, ada banyak mulai dari yang mewah ke pinggir jalan. Tapi jangan
salah, dari semangkuk mie ayam sederhana, ada kekayaan luar biasa yang datang.
Salah satu
pedagang yang mengambil rezeki dari penjualan mie ayam adalah Johanes Baptista
Samino atau biasa disebut Samino yang telah menjual mie ayam sejak tahun 1977,
terhitung selama 41 tahun. Pria kelahiran Wonogiri 57 tahun yang lalu awalnya
bermigrasi ke Jakarta karena mereka diundang oleh saudara mereka untuk menjual
mie ayam. Saat itu, pengetahuannya tentang mie ayam masih nol karena
pekerjaannya hanya melayani pembeli.
Setelah 2
tahun bergabung dengan saudaranya yang menjual mie ayam, Samino memutuskan
untuk menikah, meskipun situasi ekonominya dengan pernyataan makna ganda dapat
dikatakan masih sulit pada saat itu, tetapi ia memiliki rencana untuk memiliki
bisnis mie ayam sendiri dengan istrinya. , Natalia Sumarni. Pernyataan Samino
dengan makna ganda meminta agar diajari cara membuat mie mentah dan cara
mencampur mie ayam yang tepat untuk saudaranya. Pada tahun 1981, Samino dan
istrinya memutuskan untuk memiliki bisnis mie ayam sendiri dan dengan kereta
pinjaman dari saudaranya, Samino dijual di daerah Bendungan Bawah.
Perlahan
tapi pasti, bisnis mie ayam Samino dan istrinya berkembang dari tahun ke tahun,
ia bahkan membantu beberapa rekannya dari desa untuk menjual mie ayam di
Jakarta. Mulai dari konsumsi tepung hanya 20 kg per hari, Samino terus
meningkatkan bisnisnya dengan menghabiskan 20 tepung zak per hari. Rasa
pernyataan mie ayam dengan makna ganda dikenal dan banyak pelanggan dari daerah
lain secara khusus datang ke Samino Chicken Noodle untuk mencicipi mie ayam
buatan sendiri.
Mengalami bencana
Seperti
roda pemintal, tempat Samino dan istrinya merasakan keberhasilan mereka menjual
mie ayam di Benhil, pada tahun 1994 pabrik mie dan tempat usaha untuk mie ayam medan terjual habis di ayam jantan merah. Rumah dan semua mesin produksi mie dibakar.
Bersama dengan keluarganya, Samino mengungsi di sebuah flat di sekitar rumahnya
sebagai pengganti menggantikan lokasi pembakaran tempat tinggalnya
Tinggal di
sebuah flat membuatnya tidak dapat melanjutkan bisnis mie ayamnya karena lokasi
yang padat dan padat penduduk tidak memungkinkan untuk memproduksi mie dan
menjual mie ayam. Selama tahun itu ia dan istrinya menganggur sampai akhirnya
ia memutuskan untuk pindah sehingga ia dapat kembali ke bisnisnya yang
ditinggalkan.
Pada 1995,
ia juga menjual apartemennya dan hasil penjualannya digunakan untuk membeli
bangunan di daerah Ciledug, tempat ia tinggal saat ini. Sikap pantang menyerah
dan antusiasme dari keluarganya membuat Samino bangkit kembali dari
keterpurukan. Dia bercanda memulai produksi mie ayam mulai dari nol. Dibantu
oleh istrinya, Samino merangkak untuk menemukan pelanggan baru di daerah
Ciledug, ketika mencoba mengambil kembali pelanggan lamanya di daerah Bendungan
Hilir.
Meskipun
Samino hanya lulusan sekolah dasar, kemauan dan tekadnya yang kuat dalam
mencoba membawanya ke kesuksesan sebagai pengrajin mie ayam saat ini. Saat ini
Samino memiliki pabrik pengolahan mie mentah berskala lebih besar, 6 unit mesin
mie yang mengkonsumsi 40 chakra tepung kembar setiap hari dan menghasilkan 600
kg mie segar, serta tempat tinggal yang besar. Lebih bangga lagi, berkat bisnis
gerobak mie ayam, Samino berhasil mengirim 2 anaknya ke perguruan tinggi. Putri
pertamanya saat ini bekerja di salah satu bank terbesar di Indonesia, sementara
putranya adalah seorang dokter yang bertugas di Kepulauan Seribu.
Dalam
menjalankan bisnis mie ayamnya, Samino dikenal sebagai orang yang tidak pelit
dalam ilmu. Bahkan, ia mengajari karyawan dan vendornya untuk dapat memproduksi
mie ayam sendiri sehingga mereka nantinya dapat menjual diri mereka sendiri dan
dapat merasakan kesuksesan sebagai penjual mie ayam. Saat ini Samino
mempekerjakan 9 karyawan untuk produksi mie mentah, memiliki 169 gerobak yang
ia pinjamkan kepada pedagang, dan 1 gerai mie ayam di dekat rumahnya.
"Saya
selalu menanamkan dalam diri karyawan dan vendor mie ayam saya untuk nanti
mereka dapat memiliki bisnis mie ayam mereka sendiri karena saya tidak ingin
mereka tinggal bersama saya selamanya. Saya bercanda memberikan pengetahuan
gratis dan resep mie ayam, tidak ada yang saya rahasiakan dari resep karena
pertama saya mendapatkannya secara gratis, jadi saya menurunkannya gratis
kepada para pria, "kata pria yang tersenyum ini.
Tidak
hanya kepada karyawannya saja Samino memberikan ilmunya. Ia kerap diminta untuk
memberikan pelatihan membuat mie ayam dari beberapa paguyuban UKM kuliner yang
ingin belajar membuat mie ayam. Dengan senang hati Samino memberikan resep dan
cara membuat mie ayam yang enak dan disukai oleh konsumen.
Regenerasi
Pada usia ini, Samino dan istrinya menginginkan bisnis mie
ayam yang dipelopori beberapa dekade lalu untuk terus berjalan lebih banyak
lagi. Sosok pidato Samino membujuk anak pertamanya, Rosse Samara untuk
melanjutkan tongkat bisnis Samino Chicken Noodle. Dan pada 2019, kepemimpinan
bisnis akan diserahkan langsung ke Rosse untuk mengelola pabrik mie dan semua
gerobak yang saat ini dimiliki. Tentu saja Samino berharap putranya akan dapat
membawa bisnis Mie Ayam Samino menjadi lebih sukses.
"Perkembangan zaman menuntut banyak inovasi dan
perubahan dalam bisnis mie ayam, oleh karena itu saya berharap anak saya dapat
membawa bisnis ini lebih dari ribuan tahun sesuai dengan perkembangan saat
ini," lanjutnya.
Menanggapi tanggung jawab yang akan dilaksanakan mulai tahun
depan, Rosse mengaku sudah menyiapkan rencana untuk mengembangkan bisnis orang
tuanya. Rosse ingin Samino Chicken Noodle menjadi lebih dikenal oleh masyarakat
Indonesia, oleh karena itu bukan tidak mungkin Samino Chicken Noodle memiliki
outlet besar seperti Warunk Upnormal atau Bakmi Gajah Mada.
"Bersama dengan Bogasari, saya saat ini mencoba melihat
peluang untuk memperluas bisnis mie ayam ke lebih banyak konsumen milenial
sehingga produk orang tua saya dapat dinikmati tidak hanya di komunitas Ciledug
dan sekitarnya, tetapi di daerah lain juga tahu Samino Chicken Mie, "ibu
satu anak ini.
Dia melihat regenerasi sebagai hal yang sangat penting untuk
menopang bisnis keluarga, bahkan dalam budaya orang-orang timur sangat pandai
membantu orang tua, menghargai apa yang telah dirintis sejauh ini dan terus
menjadi lebih baik. Rosse menjelaskan bahwa selama bertahun-tahun orang tuanya
telah menyediakan pekerjaan dan penghasilan bagi banyak karyawan dan keluarga
mereka, serta dari pelanggan dan pemasok bahan baku, ini tidak boleh berhenti
dan harus dilanjutkan karena menyangkut kehidupan banyak orang.
Untuk berkonsentrasi penuh pada kelanjutan bisnis orang
tuanya, Rosse berpidato memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya selama ini
sebagai agen. Dia tidak takut kariernya yang nyaman akan berhenti karena dia
fokus mengelola bisnis mi ayam.
"Menjadi seorang penerus bisnis bukanlah hal yang
mudah. Dibutuhkan lebih banyak upaya untuk memperjuangkannya. Untuk itu saya
kiasan memutuskan untuk berkorban untuk meninggalkan pekerjaan saya sejauh ini
untuk mencapai tujuan itu," kata wanita kelahiran Jakarta, 25 September
ini. , 1981.
Sosok wicara Rosse sangat mencontoh orang tuanya yang telah
berhasil mengembangkan bisnis mie ayam hingga saat ini. Baginya tekad bulat,
keyakinan yang kuat, hubungan keluarga yang sangat dekat, dan semangat berbagi
ia akan terus berjalan untuk terus mengubah Mie Ayam Samino di masa depan.
Komentar
Posting Komentar